June 28, 2008

MaLam kE-100

Bookmark and Share

Ini malam terakhir,.. malam terakhir di hitungan hatiku yang ke 99 kalinya.. menghitung jalanku menujumu, bersamamu, menjauh darimu dan tanpamu.. pada akhirnya.. aku masih terjaga.. denting ke seribu pada pusara malam ini,.. akan menandakan seratus hari yang lalu, pernah aku mendekapmu di bawah hujan..

Aku belum mampu memahami diriku sendiri.. bahkan dalam keadaan tersulit pun..aku kian tak mengenali diriku sendiri..mungkinkah karena aku kehilangan cinta yang ku kira akan mendarah di dagingku kemarin itu? Jadinya aku limbung, tanpa arti.. ingin menjadi tegar, ternyata berdiriku terlalu tegak, sehingga matahari tertantang untuk membakarku..akupun habis..

Aku tak bisa memainkan alat musik. Yang bisa ku lakukan, aku hanya mampu bersenandung.. bersenandung lagu-lagu yang mematahkan hati.. lagu-lagu luka.. aku hanya sedang ingin mencari, apa yang sebenarnya hatiku ingini..

Aku terpasung rindu sendiri. Menyedihkan. Tanpa aku tau, untuk apa aku merindukannya lagi?.. tanpa aku tau, apa yang ia rasakan jauh disana.. bodoh!! Berjuta kali ku maki akalku,..! tapi apa daya? Aku terbawa arus, derasnya cinta di jalan hidupku ini yang tak pernah mengingatkanku pada jera.

Selalu ku ucapkan “cukup!” aku sudah tak punya tenaga lagi untuk mencintai. Terimakasih telah mencintaiku,..siapapun. tapi, aku takkan pernah tau bagaimana caraku membalasnya. Aku sudah lupa caranya. Bukan,..lebih tepatnya,aku sudah melupakan caranya.

Aku kecewa pada waktu,.. dulu aku pernah begitu memujanya, karena kebusukan jadi indah sekalipun! disaat aku masih mampu tuangkan rinduku pada cawannya. Sekarang? Yang aku punya Cuma air mata, air mata yang entah harus ku tumpahkan dimana.. cukup! Jangan aku buat hati menangis lagi.. yang bahkan kini ia sudah tak pernah mempercayai kebahagiaan! Kebahagiaan hanya membuatnya takut saja.. ia terbiasa dengan luka, ia hidup dengan pedihnya..

Kau,..siapapun kau disana.. dalam irama tarian bulan yang ke seratus pagi ini, izinkan aku melagukan rinduku untukmu.. rindu yang tlah lama ku arungkan ke lautan senja tak bermuara, namun rindu itu hanya memilih untuk terdampar di rapuhnya hatiku. Sejujurnya, aku sudah tak ingin menerima rindu lagi.. dan apapun rasa yang berkawan dengan cinta itu.. lelah Tuhan! Mata inipun tak pernah berkedip untuk sekedar terpejam melupakan.semuanya seakan lekat di ujung mimpi yang takkan pergi walau bidadari pagi sudah mengetuk. Rasa yang takkan pernah perduli apakah aku sudah tertidur atau belum semalam.. rasa yang sungguh merepotkanku namun selalu menjadi satu yang diam-diam aku jaga.. dimanapun kau ada, ku harap, malam ini kau mengerti..100hari yg lalu, seluruh kilau langit menaburi kita dg bahagianya.mungkin kau lupa,….aku sudah terbiasa..

dari :jiwa yg kosong

0 komentar:

 
© 2013 PUJANGGA INDONESIA.|All Rights Reserved |Developed SASTRA ZINGGA| Designed BY USUP WIDODO twitter:@mafiabond