June 29, 2008
Satria jiwa??
Jangan hanya memandang………..aku memang munafik tak ada yg peduli dengan hatiku yang ada hanya kegundahan jiwa,mencari yg tak akan aku temukan??terlebih hanya sebuah nafas palsu yg mengiringi hidupku
Aku di sini hadir dibawah pohon kehidupan,daunnya yang semakin layu digerogoti waktu yang terus berjalan meninggalkanku
Menantikan tunas baru yg akan memberikan keteduhan dalam hidupku
Semoga saja tak ada yg tahu tentang kegundahan yang aku alami walau seekor semutpun,menanti jawaban atas perginya satria jiwa yang setia menemaniku dalam gelap atau pun terang,kemana dia? Mungkin terbawa angin keatas
Oleh:
Pujangga
(usup widodo) 29/06/2008
June 28, 2008
MaLam kE-100
Ini malam terakhir,.. malam terakhir di hitungan hatiku yang ke 99 kalinya.. menghitung jalanku menujumu, bersamamu, menjauh darimu dan tanpamu.. pada akhirnya.. aku masih terjaga.. denting ke seribu pada pusara malam ini,.. akan menandakan seratus hari yang lalu, pernah aku mendekapmu di bawah hujan..
Aku belum mampu memahami diriku sendiri.. bahkan dalam keadaan tersulit pun..aku kian tak mengenali diriku sendiri..mungkinkah karena aku kehilangan cinta yang ku kira akan mendarah di dagingku kemarin itu? Jadinya aku limbung, tanpa arti.. ingin menjadi tegar, ternyata berdiriku terlalu tegak, sehingga matahari tertantang untuk membakarku..akupun habis..
Aku tak bisa memainkan alat musik. Yang bisa ku lakukan, aku hanya mampu bersenandung.. bersenandung lagu-lagu yang mematahkan hati.. lagu-lagu luka.. aku hanya sedang ingin mencari, apa yang sebenarnya hatiku ingini..
Aku terpasung rindu sendiri. Menyedihkan. Tanpa aku tau, untuk apa aku merindukannya lagi?.. tanpa aku tau, apa yang ia rasakan jauh disana.. bodoh!! Berjuta kali ku maki akalku,..! tapi apa daya? Aku terbawa arus, derasnya cinta di jalan hidupku ini yang tak pernah mengingatkanku pada jera.
Selalu ku ucapkan “cukup!” aku sudah tak punya tenaga lagi untuk mencintai. Terimakasih telah mencintaiku,..siapapun. tapi, aku takkan pernah tau bagaimana caraku membalasnya. Aku sudah lupa caranya. Bukan,..lebih tepatnya,aku sudah melupakan caranya.
Aku kecewa pada waktu,.. dulu aku pernah begitu memujanya, karena kebusukan jadi indah sekalipun! disaat aku masih mampu tuangkan rinduku pada cawannya. Sekarang? Yang aku punya Cuma air mata, air mata yang entah harus ku tumpahkan dimana.. cukup! Jangan aku buat hati menangis lagi.. yang bahkan kini ia sudah tak pernah mempercayai kebahagiaan! Kebahagiaan hanya membuatnya takut saja.. ia terbiasa dengan luka, ia hidup dengan pedihnya..
Kau,..siapapun kau disana.. dalam irama tarian bulan yang ke seratus pagi ini, izinkan aku melagukan rinduku untukmu.. rindu yang tlah lama ku arungkan ke lautan senja tak bermuara, namun rindu itu hanya memilih untuk terdampar di rapuhnya hatiku. Sejujurnya, aku sudah tak ingin menerima rindu lagi.. dan apapun rasa yang berkawan dengan cinta itu.. lelah Tuhan! Mata inipun tak pernah berkedip untuk sekedar terpejam melupakan.semuanya seakan lekat di ujung mimpi yang takkan pergi walau bidadari pagi sudah mengetuk. Rasa yang takkan pernah perduli apakah aku sudah tertidur atau belum semalam.. rasa yang sungguh merepotkanku namun selalu menjadi satu yang diam-diam aku jaga.. dimanapun kau ada, ku harap, malam ini kau mengerti..100hari yg lalu, seluruh kilau langit menaburi kita dg bahagianya.mungkin kau lupa,….aku sudah terbiasa..
dari :jiwa yg kosong
tErpiDaNa SeLamanya...
April 16th 2005 , 11:43 Am
Tonight,..
Menetes lagi air mataku di rawa hatimu yang tak bernyawa,..
Setiap kali aku memejamkan mata,.. aku ada ditaman surga,..
Saatku terjaga,… beribu bisa tlah larut dalam jiwa,.. aku hanya menunggu waktu saja,..
Tapi, berulang kali aku terpejam,.. beribu kali juga aku tak tentu setelah seribu nafas,..
Dibawah pohon tua ini aku selalu menunggumu,..
Berbisik, mendekat,.. Tuhan,.. aku membeku disini,.. ternyata aku mencintainya..
Tapi kata itu berpendar,mengikat,..tak boleh ada cinta…sedikit saja? Aku trlarang tuk mencinta..
Namun sepertinya aku selalu rela untuk menjalani hukuman apa saja,..
Untuk yang terpidana selamanya….
Yang selalu mencinta…bukan,..bukan aku..lupakan saja..
karya seorang teman
syapa lagi?
Syapa….
Syapa lagi,.. syapa lagi yang seharusnya ku pahat dalam lamunan? Apakah ini waktunya? Secepat inikah? Waktuku harus berakhir sendiri setelah mengarungkan cinta semauku…sesuka hatiku…
Bila ku sebut ini sebagai karma,… terlalu menyakitkan,… ku sebut saja sebagai… ehm,… nyata! Andai saja dapat kupugar waktu, untukku tata kembali cinta cinta yang berserakan di mata kakiku.. tapi, semua itu takkan kembali,… dan akan selalu begini,..
Syapa lagi ini? Benar benar kering,… menyiksa,… namun sakitnya terkadang manis,.. tapi tak slalu manis mencairkan bahagia,… itulah yang ada,… dan aku di
Apakah aku berlebih mengharap mimpiku? Mengingini cinta andai ku gapai,..
Aku,.. berulang kali memanggil cinta.. namun aku berlari darinya.. curang,… pengecut,..
Memang,…. Aku memang takut dan gelisah dalam dunia cinta…
Tak ada yang mengerti,.. aku sendiri,…
Mengira bahwa aku hanya menuai luka kecil… salah!
Dan takkan ada yang mengerti..
Kini,.. terserah apa yang
hiduplah mereka dalam keramaiannya tentangku..
Biarkan saja,.. lagi pula, cinta itu dulu milikku.. dan hanya aku yg ada dalam rasa..
Aku memang pernah binasa dalam indahnya,.. dan bekas lukaku masih menyisa,..
itulah,……. Aku tak ingin kembali lagi,.. walau janjimu tak tega melukaiku..
maaf,… tak ada yang ku percaya,.. sekalipun pada siapa..
tak menjadi beban andai aku harus memupus sendiriku setiap hari.. yang terpenting,…
aku takkan mengenal luka itu lagi.. tanpamu,..tanpanya,…tanpa siapa………..
Malam Ku Bermimpi
Malamku bermimpi, Hai dengan Satu Bintang
Berkata-kataku dijendela, Kulihat kanda tersenyum memandang
Malamku terlihat, Oh sekuntumlah bunga
Baunya harum menarik hati
Tak sanggup menahan rasa
Meresap mendalam Mengusik dijiwa
Sayang jauh dibalik awan
Wajahmu tetap berseri-seri
Laksana bulan sedang mengembang
Menawan dan menggoncang dalam kalbu
Oh angin meniup bawa daku kesana
Hasratku ingin bersama-sama
Tak tahan rasa hati menderita
Gelora
Ramlee + Saloma
June 27, 2008
dunia khayal
sosok wajah rupawan muncul dalam dunia khayalku,dia menyapa dan berbicara::
""kau lelaki bangun dari khayalmu aku hanyalah debu yang tak kekal
aku tidak sempurna,hanya imajinasimu yang menciptakanku
keluarlah lihat dunia,banyak kehidupan yg tak pernah kau jumpai""
tapi aku tak bisa kau terlalu sempurna tuk kutinggalkan,biarlah aku disini di dunia kahayal untuk menikmati aroma tubuhmu,jiwamu yg lembut dan suaramu yg nyaman tuk kudengarkan.
tolong jangan usir aku
karena kau wanita impianku""""""""
oleh:
pujangga indonesia
(usup widodo) 27/06/08
June 26, 2008
Ayo Menari dan Jangan Resah
hidup semakin susah
masyarakat semakin resah
para pemimpin berilmu penjajah
dan saling berrebut jatah
kemiskinan semakin tumpah
mencari nafkah semakin tak genah
langkah semakin tak terarah
pelataran kerja tidak lagi membuncah
ayo menari...........
jangan terus menyendiri
bersenyum ria dan terus berlari
hingga menggapai mimpi
yang tak mungkin,dan aku tau diri
injak semua.........
jangan sampai tersisa
para tengkulak politik yg berbisa
yg hanya duduk dan tak bekerja
dari:
pujangga indonesia
(usup widodo)26/06/08
June 25, 2008
Roh Berdosa dan Karma Mengintai
senandung amarah mengalir ke hilir
terbendung oleh nafsu ke egoan
kekangan jiwa terus menghajar
karena roh berdosa terus terpendam
dalam malam ku melihat,ada karma mengintai dari kesendirian
mungkin akibat dosa yang tak mungkin di maafkan...........
aroma takut terus mengikuti dalam jiwa yang tak terbendung
membawa parang yg siap mencabut roh berdosa dalam hentakan senandung
oleh:
pujangga indonesia
(usup widodo)25/06/08
June 21, 2008
panas yg menyebalkan
hari yg lelah,.....,,,,menjadi tak berarti bila mentari menjadi sangat marah dan rasa menggosongkan pikiranku,kadang kenikmatan tak datang pada tempatnya hanya liukan hawa panas menemani,jika saja angin mau mendinginkan dan melawan mentari mungkin hari ini tak akan menyebalkan.
berpura-pura menjadi pintar dan masuk ke alamnya tak akan kukejar karna percuma,hanya akan membuat otak mendidih dan tak mampu membinasakannya,langit terlalu berbahagia,angin hanya diam tak berhembus,aku seperti kura-kura yang berjalan di padang pasir mencari oase kehidupan yang entah kapan kutemui.
mencari bahagia susah seperti mencari jarum di tumpukan jerami,menjadi kalut kacau dan hentakannya seperti pa sipir menyiksa para tahanan,kebahagian akan datang kelak jikalau hati tak menumpahkan air raksa pada wajah buruk rupa???
goresanku tak akan dipahami,biarkan saja yang penting kutuangkan tinta hitam kedalam pena dan ku gores diatas kartas lusuh dan keluar seenaknya tak perduli walau para kuli tinta mencemoohku.
dari:
pujangga indonesia
(usup widodo) 21/06/08
June 20, 2008
Drink and Blog
Sadar atau tidak, pelan namun pasti, kini ngeblog sudah jadi sebuah budaya yang sulit dipisahkan dari kehidupan kita. Tua muda, laki-laki perempuan, anak-anak, remaja, bahkan ibu rumah tangga kini akrab dengan aktivitas ngeblog.
Dan ketika aktivitas ngeblog sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari sisi-sisi kehidupan yang lain, ada banyak hal bisa terjadi.
Dalam tangkapan mata Blaugh.com, potretnya bisa jadi lucu seperti dialog antara dua orang blogger wanita paruh baya ini.
A: "Aku mestinya tidak mabuk dan ngeblog."
B: "Kenapa? Karena kamu lalu jadi menulis sesuatu yang bodoh?"
A: "Nggak sih. Karena aku merusakkan keyboard-ku yang lain lagi."
Hehehe. Keasyikan ngeblog memang membius. Tidak peduli Anda miskin atau kaya. Tidak peduli Anda sekedar iseng atau ingin mendapatkan uang. Tidak peduli Anda karyawan atau pengangguran. Tidak peduli Anda punya uang atau punya hutang. Tidak peduli Anda sedang sadar atau mabuk. Ngeblog bisa sulit dihentikan.
Jadi hati-hati jika Anda ingin ngeblog. Kalau perlu cubit dulu pipi kiri dan kanan Anda. Selalu ingat pesan kartun diatas: jangan pernah ngeblog ketika sedang mabuk. Resikonya bisa jadi dua: Anda menulis sesuatu yang konyol di blog Anda, atau Anda merusakkan keyboard komputer Anda yang lain seperti dialog dalam kartun diatas.
Atau jangan-jangan Anda sudah pernah mengalami keduanya? :)
Sekedar intermezo akhir pekan.
Have a nice weekend. :)
(Kartun diambil dari Blaugh.com)
Medhy Aginta Hidayat
Artikel ini bermanfaat untuk Anda? Klik disini
janjiku hanya satu tetap pada prinsipku
mengerti aku tak mau
kau tetap jejali nafsumu
lingkaran hati terhunus pedang amarah
terkoyak dan tercecer darah hitammu
janjiku hanya satu tetap pada prinsipku
dan tak tergoyah oleh cengkramanmu
oleh:
pujangga indonesia
(usup widodo)
LESBUMI di Tengah-Tengah Aliran Realisme Sosialis VS Humanisme Universal
Gejolak politik kebudayaan di Indonesia selama 1950-an dan 1960-an sangat mengesankan bagi budayawan, sastrawan, seniman dan politisi pada waktu itu. Dapat dibayangkan situasi-kondisi pada tahun-tahun itu sangat menguras energi banyak pihak. Dalam skripsi Alexander Supartono dikatakan bahwa gejolak yang terjadi antara tahun 1960-1965 adalah fenomena yang paling dikenal dan sekaligus tidak jelas. Gejolak yang terkenal dengan 'Peristiwa Manikebu' (manifes kebudayaan) ini kemudian menuntut multitafsir sesuai kepentingan setiap penafsir dan terutama sesuai dengan tingkat kesempatan (atau kemampuan) mengakses bahan sejarah yang sezaman. Sebagian menafsirkan 'Peristiwa Manikebu' sebagai perdebatan antara penganut realismesosialis dan pendukung humanisme-universal, pertarungan antara Lekra dan angkatan '45 sebagai cikal bakal pencetus Manifes Kebudayaan. Sebagian lainnya menyatakan sebagai penindasan Lekra 'lembaga kebudayaan yang dominan pada masa itu' terhadap paham-paham lain, terutama terhadap kelompok Manifes Kebudayaan yang secara frontal menghadangnya. Ada juga yang menyatakan bahwa pergolakan itu tidak lain dari sebuah pertarungan politik yang mengambil domain kebudayaan. Persis di tengah-tengah riuhnya pertarungan tersebut, sebagai 'gerakan alternatif' para seniman dan budayawan NU meresponnya dengan membentuk LESBUMI yang lahir pada 21 syawal 1381 H (28 Maret 1962) yang peresmiannya berlangsung di gedung Pemuda Jakarta. Tiga tokoh pelopor utamanya yaitu Djamaludin Malik, Usmar Ismail, Asrul Sani ditambah tokoh lainnya Misbah Yusa Biran, Anas Ma'ruf, dan sebagainya. Karakter utama yang membedakan Lesbumi dari Lekra dan Manifes Kebudayaan adalah kentalnya warna 'religius' dalam produksi seni budayanya. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari dua titik ekstrim antara kubu Lekra dan Manifes Kebudayaan. Pada titik ini, Lesbumi yang mendasarkan ekspresi keseniannya tetap pada garis ideologi ahlussunnah wal jama'ah (Aswaja) walaupun pada saat itu ulama-ulama NU pura-pura tidak tahu menahu soal keberadaan Lesbumi karena secara hukum fiqh masih dalam pembahasan apakah diperbolehkan atau tidak. Seni budaya Islam/Pesantren yang nota bene 'tradisional' dan 'religius' (qasidah, tilawah/seni baca al-Qur'an) dan seni budaya 'modern' (sastra, film, dan teater) ini boleh dipadukan atau tidak juga tidak pernah difatwakan. Tapi bagaimanapun latar budaya NU sangat terkait dengan pesantren. Meningkatnya suhu politik di Indonesia yang berujung pada peristiwa '30 September 1965' dan masa-masa yang mengikutinya telah mengakibatkan 'mati-suri'-nya dinamika seni budaya di Indonesia hingga saat ini. Dengan sendirinya, proses pencarian format seni budaya yang coba dilakukan oleh Lesbumi mengalami 'jeda'. Pandangan lain juga dikemukakan oleh Hersri Setiawan seorang mantan tahanan politik yang pernah aktif di Lekra mengisyaratkan bahwa terlalu dini untuk meyakini Lesbumi sebagai lembaga seni budaya yang 'mapan' setara dengan Lekra. Menurut Hersri, Lesbumi sebenarnya memang belum pernah lebih dari sekedar nama plus Mahbub Djunaidi sebagai kolumnis Duta Masyarakat dan Djamaluddin Malik sebagai sutradara film Persari. Masalah relasi antara seni budaya, agama, dan politik mendapat perhatian mendalam dalam buku ini. Rentang waktu yang diambil, 1952-1967 menggunakan acuan kesejarahan NU. Pertimbangan utamanya adalah karena pada tahun 1952, NU menyatakan keluar dari Masyumi. Kurun waktu 1952 hingga 1967, seperti dinyatakan penulis buku Ijtihad Ulama NU Greg Fealy, merupakan masa giat-giatnya NU berpolitik. Sikap moderat dan akomodatif telah ditempuh NU untuk memperluas pengaruhnya di masyarakat. Dalam rentang waktu tersebut (1962) Lesbumi lahir. Polemik Kebudayaan Satu isu penting muncul dari polemik kebudayaan, yakni soal sejauhmana kebudayaan Indonesia yang dibangun pada saat itu menoleh ke arah 'Barat' (Eropa), ke arah 'Timur' (India), atau ke arah masa lalu pulau-pulau yang diimajinasikan sebagai Indonesia asli. Munculnya isu pesantren dalam 'Polemik Kebudayaan' menjadi titik temu dan sekaligus pengantar bagi NU memasuki wacana kebudayaan di Indonesia dalam 'dua momentum penting'. Titik pertemuan NU dengan wacana kebudayaan di Indonesia sejalan dengan proses pembentukan negara-bangsa dan kesadaran akan 'nasionalisme Indonesia' satu fenomena kemodernan. Indonesia File http://indonesiafile.com Powered by MI.eNGINE! Generated: 20 June, 2008, 23:15 Dalam perjumpaannya dengan budaya, pesantren 'pesantren yang di polemikkan oleh para intelektuil pada waktu itu, seperti Dr. Sutomo, Tjindarbumi, adi Negoro, Ki Hajar Dewantara, dan Alisjahbana dalam 'peristiwa kebudayaan' di tahun 1930-an 'menjadi titik temu bagi NU. Munculnya isu pesantren dalam 'peristiwa kebudayaan' tahun 1930-an tidak dapat dilepaskan begitu saja dari polemik tentang pendidikan dan perguruan nasional di Indonesia. Polemik tersebut dilihat dalam konteks perdebatan antara 'Timur' dan 'Barat'. Hal ini menunjukkan bahwa pesantren 'sebagai bagian dari lembaga pendidikan dan perguruan nasional' telah menjadi arena perebutan wacana tentang kebudayaan Indonesia. Pesantren yang diimajinasikan sebagai 'asli' berkultur 'Timur' dan berkarakteristik kedesaan diperhadapkan dengan H.I.S. dan E.L.S. yang diimajinasikan sebagai berkultur 'Barat' dan berkarakteristik kekotaan. Kultur 'Timur' dan karakter 'desa' dipandang tradisional. Sedangkan kultur 'Barat' dan karakter 'kota' dipandang modern dan maju. Pengimajinasian dan pengkarakterisasian ini mendorong usaha-usaha pemodernan dan pemajuan terhadap pesantren. Artinya, ada usaha untuk membaratkan dan mengotakan pesantren agar modern dan maju. Usaha untuk mengotakan pesantren berhasil dilakukan. Pengotaan pesantren dilakukan melalui mediun 'organisasi' NU yang lahir pada 31 Januari 1926 di 'kota besar' Surabaya. Usaha ini, antara lain mewujud dalam bentuk pendirian madrasah di 'kota-kota besar', khususnya di pulau Jawa. Langkah ini sejalan dengan gagasan Dr. Sutomo. Sementara itu, mengingat bahwa basis massa NU berada di pedesaan, upaya pemodernan juga dilakukan dengan mendirikan madrasah di desa-desa. Dalam hal tertentu, langkah ini sejalan dengan gagasan Alisyahbana. Pemodernan dalam ruang sosio-budaya kota dan desa ini meniscayakan ulama untuk melakukan peran 'translasi dua arah'. Upaya modernisasi kaitannya dengan pembaratan yang dinilai berhasil adalah ketika NU menarik diri dari partai Masyumi dan menjadi 'partai politik' tersendiri pada tahun 1952. Modernisasi dilakukan untuk mengimbangi kemodernan Partai Masyumi. Satu 'penanda kemodernan penting' dalam proses itu adalah kehadiran Lesbumi di dalam Partai NU. Namun, kehadiran Lesbumi sebenarnya tidak hanya menjadi 'satu penanda kemodernan penting', tetapi juga sebagai ? pada saat yang bersamaan 'peniruan' terhadap organisasi yang ekspresi kebudayaannya mencerminkan 'tradisionalisme' dan bercorak 'kerakyatan', Lekra. Jadi, kehadiran Lesbumi di dalam NU seolah nampak sebagai sebuah paradoks: menghadirkan modernitas dan tradisionalitas sekaligus. Hal ini menandakan bahwa proses pembaratan dan penimuran yang dilakukan NU masih sedang berlangsung. Di NU istilah 'kebudayaan' baru muncul dalam Muktamar ke-19 di Palembang pada tahun 1952. Istilah kebudayaan muncul bersamaan dengan istilah pendidikan dalam rumusan tentang 'Program Perjuangan NU'. Yang menarik adalah wacana tentang kebudayaan ini muncul di saat NU memutuskan untuk menarik diri dari Partai Masyumi dan menjadi partai politik tersendiri. Artinya, kebudayaan di sini lahir dari kehendak politik. Perhatian NU pada masalah kebudayaan, yang sejalan dengan perhatiannya pada masalah pendidikan, mengingatkan kita pada 'peristiwa kebudayaan' tahun 1930-an yang sedang mempolemikkan masalah pendidikan dan perguruan nasional di Indonesia. Jadi, isu pendidikan dan perguruan nasional memang tak bisa dilepaskan begitu saja dari isu kebudayaan. Oleh: Taufiq attamzirien Indonesia File http://indonesiafile.com Powered by MI.eNGINE! Generated: 20 June, 2008, 23:15
June 19, 2008
Saat2 kematian...renungkanlah....!!!!
Kematian adalah sesuatu yang tidak dapat dielakan sebab setiap manusia pasti menghadapi maut. Tentang kesakitan yang dirasai ketika sedang bertarung dengan maut, Rasulullah saw menjelaskan dalam hadis-hadisnya bahwa sakit ketika hampir mati itu laksana kesakitan ditetak seratus kali dengan pedang yang tajam, atau seperti dikoyak kulit dari daging ketika hidup-hidup. Sangat lah beruntung seseorang itu sekiranya dia mati dalam keadaan khusnul khatimah (kebajikan) dan adalah menyedihkan sekiranya dia mati dalam keadaan suul-khatimah. Tentang tanda-tanda seseorang itu akan mendapat kebajikan atau tidak, terdapat hadis Rasulullah saw dari Salman Al Farisi yang bermaksud: "Perhatikanlah tiga perkara kepada orang yang tengah menghadapi sakratul maut :Pertama: berpeluh pada pelipis pipinyaKedua: berlinang air matanya danKetiga: lubang hidungnya kembang kempisItu adalah tanda bahawa rahmat Allah sedang turun dan dirasai oleh orang yang hampir mati itu.Sebaliknya jika ia melenguh seperti tercekik, air mukanya nampak gelap dan keruh dan mulutnya berbuih, ini menandakan azab Allah sedang menimpa dia." (Hadis riwayat Abdullah, Al-Hakim dan At-Tarmizi) Berdasarkan hadis ini, ada sebilangan mukmin yang ketika hampir mati, masih terdapat sisa-sisa dosa padanya. Namun Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Mengasihani menentukan orang itu mati dalam keadaan khusnul khatimah dan mengampuni segala dosa-dosanya. Dipercayai bahawa kematian berlaku pada jasad manusia secara berangsur angsur, dari ujung kaki sehingga ke paha. Apabila rahmat diturunkan padanya karena mati dalam khusnul khatimah ini, si mati akan merasa terlalu gembira dan kegembiraaan itu terlahir dengan keluarnya peluh pada pelipisnya. Air mata yang keluar dan hidung yang kembang kempis itu adalah tanda bahwa si mati amat malu pada Allah SWT terhadap sisa-sisa dosanya yang belum sempat ditaubatinya. Orang-orang yang kuat imannya akan merasa malu untuk melakukan dosa semasa hidupnya karena merasa bahwa Allah sentiasa memerhatikannya. Oleh itu, disaat kematiannya, Allah melimpahkan rahmatNya dengan mengampunkan dosa- dosanya.
Orang yang kafir ,dia tidak merasa malu pada Allah SWT. Oleh itu apabila nyawanya hendak dicabut oleh Izrail, wajahnya gelap dan keruh dan dia menjerit seperti binatang
yang disembelih. Ini juga merupakan tanda bagi azab yang diterimanya disebabkan oleh dosa-dosa dan kekufurannya. Dari AlQamah bin Abdullah, Rasulullah saw bersabda yang bermaksud : "Bahwa roh orang mukmin akan ditarik oleh Izrail dari jasad nya dengan perlahan-lahan dan dg sopan sementara roh orang kafir pula akan ditarik dengan kasar oleh malaikat maut bagaikan mencabut nyawa seekor keledai." Terdapat juga orang mukmin yang berdosa, dan Allah menimpakan kekasaran dan mala petaka sebelum dia menghembuskan nafasnya yang terakhir sebagai kaffarah atas segala dosa2nya. Oleh itu apabila rohnya keluar dari jasad, dosanya pun telah terhapus. Kadang-kadang kita melihat seorang mukmin yang mati dalam kepayahan dan seorang kafir yang mati dalam ketenangan. Hendaklah kita berbaik sangka dengan orang mukmin tersebut kerana mungkin itu merupakan kaffrarah terhadap dosa nya dan dia menemui Allah SWT dalam keampunan kerana sisa sisa dosanya telah dikaffarah. Orang kafir yang mati dalam ketenangan pula, mungkin semasa hidupnya dia berbuat kebajikan dan itu adalah balasan terhadapnya kerana janji Allah bahwa setiap kebajikan akan dibalas. Tetapi karena dia tidak beriman, kebajikan itu tidak menjadi pahala dan kekufurannya akan diazab di akhirat kelak. Oleh itu, kita yang masih hidup harus sentiasa berbaik sangka dan mengambil iktibar terhadap segala yang berlaku. Moga-moga kita akan menemui Allah dalam keadaan Khusnul Khatimah dan dalam limpahan rahmat dan keampunanNya. Amin Ya Rabbal Alamin…!!! AlFatihah Bil Qabul…!!!
June 16, 2008
Menggerutunya Simbol Bangsa ini
jangan katakan aku ini merah dan jangan pula katakan aku ini putih karena pesonaku sudah memudar,dan aku tidak membuat kamu lagi bergemetar,aku sekarang hanya simbol dan pajangan di tempat yang banyak kepalsuan.
jangan hanya bisa kalian berkoar untuk melindungiku,aku ingat waktu para pendahulumu membawaku untuk menyemangati para pengusir IMPREALISME yang seenaknya membawa kekayaan tanah airku.
aku menangis melihat tingkah kalian..............
kalian membawaku pada kemunduran bukan kemajuan,sekarang ayo bersama kita menuju hari yang cerah bagi bangsa ini.......
ITU YANG DI CITA-CITA KAN PARA PENDAHULUMU.
OLEH:
USUP WIDODO 16/06/08
June 14, 2008
MENGUCAP SYUKUR ALHAMDULILLAH
Ada seorang gadis buta yang membenci dirinya sendiri karena kebutaannya itu. Tidak hanya terhadap dirinya sendiri, tetapi dia juga membenci semua orang kecuali kekasihnya. Kekasihnya selalu ada disampingnya untuk menemani dan menghiburnya. Dia berkata akan menikahi kekasihnya hanya jika dia bisa melihat dunia.
Suatu hari, ada seseorang yang mendonorkan sepasang mata kepadanya sehingga dia bisa melihat semua hal, termasuk kekasihnya. Kekasihnya bertanya, "Sekarang kamu bisa melihat dunia. Apakah kamu mau menikah denganku?"
Gadis itu terguncang saat melihat bahwa kekasihnya ternyata buta. Dia menolak untuk menikah dengannya.
Kekasihnya pergi dengan air mata mengalir, dan kemudian menulis sepucuk surat singkat kepada gadis itu, "Sayangku, tolong jaga baik-baik mata saya."
* * * * *
Kisah di atas memperlihatkan bagaimana pikiran manusia berubah saat status dalam hidupnya berubah. Hanya sedikit orang yang ingat bagaimana keadaan hidup sebelumnya dan lebih sedikit lagi yang ingat terhadap siapa harus berterima kasih karena telah menyertai dan menopang bahkan di saat yang paling menyakitkan.
Hidup adalah anugerah
Hari ini sebelum engkau berpikir untuk mengucapkan kata-kata kasar - Ingatlah akan seseorang yang tidak bisa berbicara.
Sebelum engkau mengeluh mengenai cita rasa makananmu - Ingatlah akan seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.
Sebelum engkau mengeluh tentang suami atau isterimu - Ingatlah akan seseorang yang menangis kepada Tuhan meminta pasangan hidup.
Hari ini sebelum engkau mengeluh tentang hidupmu - Ingatlah akan seseorang yang begitu cepat pergi ke surga.
Sebelum engkau mengeluh tentang anak-anakmu - Ingatlah akan seseorang yang begitu mengaharapkan kehadiran seorang anak, tetapi tidak mendapatnya.
Sebelum engkau bertengkar karena rumahmu yang kotor, dan tidak ada yang membersihkan atau menyapu lantai - Ingatlah akan orang gelandangan yang tinggal di jalanan.
Sebelum merengek karena harus menyopir terlalu jauh - Ingatlah akan sesorang yang harus berjalan kaki untuk menempuh jarak yang sama.
Dan ketika engkau lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu - Ingatlah akan para penganguran, orang cacat dan mereka yang menginginkan pekerjaanmu.
Sebelum engkau menuding atau menyalahkan orang lain - Ingatlah bahwa tidak ada seorang pun yang tidak berdosa dan kita harus menghadap pengadilan Tuhan.
Dan ketika beban hidup tampaknya akan menjatuhkanmu - Pasanglah senyuman di wajahmu dan berterima kasihlah pada Tuhan karena engkau masih hidup dan ada di dunia ini.
Hidup adalah anugerah, jalanilah, nikmatilah, rayakan dan isilah itu.
NIKMATILAH SETIAP SAAT DALAM HIDUPMU, KARENA MUNGKIN ITU TIDAK AKAN TERULANG LAGI!
KETIKA AKU SUDAH TUA
Ketika aku sudah tua, bukan lagi aku yang semula. Mengertilah,
bersabarlah sedikit terhadap aku.
Ketika pakaianku terciprat sup, ketika aku lupa bagaimana mengikat
sepatu, ingatlah bagaimana dahulu aku mengajarmu.
Ketika aku berulang-ulang berkata-kata tentang sesuatu yang telah bosan
kau dengar, bersabarlah mendengarkan, jangan memutus pembicaraanku.
Ketika kau kecil, aku selalu harus mengulang cerita yang telah
beribu-ribu kali kuceritakan agar kau tidur.
Ketika aku memerlukanmu untuk memandikanku, jangan marah padaku.
Ingatkah sewaktu kecil aku harus memakai segala cara untuk membujukmu
mandi?
Ketika aku tak paham sedikitpun tentang tehnologi dan hal-hal baru,
jangan mengejekku. Pikirkan bagaimana dahulu aku begitu sabar
menjawab setiap "mengapa" darimu.
Ketika aku tak dapat berjalan, ulurkan tanganmu yang masih kuat untuk
memapahku. Seperti aku memapahmu saat kau belajar berjalan waktu masih
kecil.
Ketika aku seketika melupakan pembicaraan kita, berilah aku waktu untuk
mengingat. Sebenarnya bagiku, apa yang dibicarakan tidaklah penting,
asalkan kau
disamping mendengarkan, aku sudah sangat puas.
Ketika kau memandang aku yang mulai menua, janganlah berduka.
Mengertilah aku, dukung aku, seperti aku menghadapimu ketika kamu mulai
belajar menjalani kehidupan.
Waktu itu aku memberi petunjuk bagaimana menjalani kehidupan ini,
sekarang temani aku menjalankan sisa hidupku.
Beri aku cintamu dan kesabaran, aku akan memberikan senyum penuh rasa
syukur, dalam senyum ini terdapat cintaku yang tak terhingga untukmu.
June 13, 2008
Suara Kubur
![]()
Hanya ingin mengingatkan
Kubur setiap hari menyeru manusia sebanyak lima kali:
1. Aku rumah yang terpencil, maka kamu akan senang dengan selalu membaca Al-Quran.
2. Aku rumah yang gelap, maka terangilah aku dengan selalu solat malam.
3. Aku rumah penuh dengan tanah dan debu, bawalah amal soleh yang menjadi hamparan.
4. Aku rumah ular berbisa, maka bawalah amalan Basmallah sebagai penawar.
5. Aku rumah pertanyaan Munkar dan Nakir, maka banyaklah bacaan
"Laa ilahaillallah, Muhammadar Rasulullah", supaya kamu dapat jawaban kepadanya.
Lima Jenis Racun dan Lima Penawarnya;
1. Dunia itu racun, zuhud itu obatnya.
2. Harta itu racun, zakat itu obatnya.
3. Perkataan yang sia-sia itu racun, zikir itu obatnya.
4. Seluruh umur itu racun, taat itu obatnya.
5. Seluruh tahun itu racun, Ramadhan itu obatnya.
(Kirimkan Untuk Rekan-rekan Muslim Anda Yang Lain Sebagai Tanda Sahabatnya Sedang Mengingatinya.)
Nabi Muhammad S.A.W bersabda:
"
1. Ibu dari segala OBAT adalah SEDIKIT MAKAN.
2. Ibu dari segala ADAB adalah SEDIKIT BERBICARA.
3. Ibu dari segala IBADAT adalah TAKUT BUAT DOSA.
4. Ibu dari segala CITA CITA adalah SABAR
Berpesan-pesanlah kepada kebenaran dan Kesabaran.
Beberapa kata renungan dari Qur'an :
Orang yang tidak melakukan sholat :
Subuh : Dijauhkan cahaya muka yang bersinar
Dzuhur : Tidak diberikan berkah dalam rezekinya
Ashar : Dijauhkan dari kesehatan/kekuatan
Maghrib : Tidak diberi santunan oleh anak-anaknya.
Isha' : Dijauhkan kedamaian dalam tidurnya
Sekarang anda mempunyai 2 pilihan :
1. Biarkan tulisan ini tetap dalam mailbox anda.
2. kirim tulisan ini ke sejunlah orang yang anda kenal dan Insya Allah Ridho Allah akan dianugerahkan kepada setiap orang yang anda kirim.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb.
NIKMATNYA RASA SAKIT
Ada yang nonton acara reality show Oprah Winfrey, MetroTV ?
Pada acara tersebut ditampilkan seorang gadis mungil berusia 5 tahun,
asal USA, mengenakan kacamata plastik (mirip kacamata renang), lucu,
manis, secara fisik terlihat normal (agak gemuk), dan berperilaku
seperti anak-anak seusianya pada umumnya.
Hanya saja, si gadis kecil ini mengidap suatu penyakit bawaan sejak
lahir yang sangat langka, yaitu tidak memiliki rasa sakit (tidak
memiliki syaraf rasa sakit) di sekujur tubuhnya.
Sejak bayi, si kecil jarang rewel, atau menangis. Hanya terkadang
suhu badannya yang menghangat. Penyakit bawaan yang diderita si kecil
itupun baru diketahui (kalau tidak salah) ketika sang bocah mencolok-
colok matanya karena gatal, dan tidak menangis kesakitan. Hanya saja
darah tetap mengalir keluar. Akibat kejadian tersebut, satu matanya
menjadi buta. Setelah kejadian itu, barulah dikenakan kacamata khusus
untuk melindunginya.
Pernah suatu ketika, ketika gigi si kecil sudah tumbuh, saat kedua
orangtuanya agak lengah, si kecil sedang asyik menggigit-gigit jari
tangannya sendiri hingga hancur. Tentu saja si kecil tidak tetap
tenang karena sama sekali tidak merasakan sakit.
Sebagai pencegahan, akhirnya diputuskan untuk mencabut semua giginya,
tanpa sisa. Terutama sebagai pencegahan agar dia tidak sampai
mengunyah lidahnya sendiri karena akan dianggap sebagai permen karet!!
Karena kejadian-kejadian itulah, si kecil mendapat 'perhatian dan
pengawasan extra' dari seluruh anggota keluarganya (kedua orang
tuanya dan sang kakak). Karena dia telah kehilangan sensitifitas akan
adanya bahayabahaya yang bisa menimpanya, hingga kini.
Semoga bermanfaat, dan bisa menjadi pelajaran bagi kita semua. Dan
kita kembali merenungi dan mensyukuri semua nikmat yang telah
diberikan Allah Subhana wata'ala kepada kita serta meyakini bahwa
segala ciptaan dan pemberian Allah Subhana wata'ala adalah tidak sia-
sia. Termasuk rasa sakit yang seringkali kita tidak sabar untuk
menghadapinya.
"Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha
Suci Engkau, peliharalah kami dari siksa neraka"
RENUNGAN KEMATIAN
Waktu sangat Singkat
Jarak semakin dekat
Dia Datang tanpa di minta
Dia Tandang tanpa di undang
Siapkah kita kala saat itu mendekat.
Saat Izrail datang menyapa..
Sebaik Hidup adalah menghisab diri dari hari kehari
Sebaik Nafas adalah merenungi setiap detik yang telah terlalui..
Saatnya bertanya pada diri ; Sudah Cukupkah bekal kita kembali ke Kampung halaman sesungguhnya??
Kehidupan berlangsung tanpa disadari dari detik ke detik. Apakah anda tidak menyadari bahwa hari-hari yang anda lewati justru semakin mendekatkan anda kepada kematian sebagaimana juga yang berlaku bagi orang lain?
Seperti yang tercantum dalam ayat "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan." (QS. 29:57).
Tiap orang yang pernah hidup di muka bumi ini ditakdirkan untuk mati. Tanpa kecuali, mereka semua akan mati, tiap orang. Saat ini, kita tidak pernah menemukan jejak orang-orang yang telah meninggal dunia. Mereka yang saat ini masih hidup dan mereka yang akan hidup juga akan menghadapi kematian pada hari yang telah ditentukan. Walaupun demikian, masyarakat pada umumnya cenderung melihat kematian sebagai suatu peristiwa yang terjadi secara kebetulan saja.
Coba renungkan seorang bayi yang baru saja membuka matanya di dunia ini dengan seseorang yang sedang mengalami sakaratul maut. Keduanya sama sekali tidak berkuasa terhadap kelahiran dan kematian mereka. Hanya Allah yang memiliki kuasa untuk memberikan nafas bagi kehidupan atau untuk mengambilnya.
Semua makhluk hidup akan hidup sampai suatu hari yang telah ditentukan dan kemudian mati; Allah menjelaskan dalam Quran tentang prilaku manusia pada umumnya terhadap kematian dalam ayat berikut ini:
Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." (QS. 62:8)
Kebanyakan orang menghindari untuk berpikir tentang kematian. Dalam kehidupan modern ini, seseorang biasanya menyibukkan dirinya dengan hal-hal yang sangat bertolak belakang [dengan kematian]; mereka berpikir tentang: di mana mereka akan kuliah, di perusahaan mana mereka akan bekerja, baju apa yang akan mereka gunakan besok pagi, apa yang akan dimasak untuk makan malam nanti, hal-hal ini merupakan persoalan-persoalan penting yang sering kita pikirkan. Kehidupan diartikan sebagai sebuah proses kebiasaan yang dilakukan sehari-hari. Pembicaraan tentang kematian sering dicela oleh mereka yang merasa tidak nyaman mendengarnya. Mereka menganggap bahwa kematian hanya akan terjadi ketika seseorang telah lanjut usia, seseorang tidak ingin memikirkan tentang kematian dirinya yang tidak menyenangkannya ini. Sekalipun begitu ingatlah selalu, tidak ada yang menjamin bahwa seseorang akan hidup dalam satu jam berikutnya. Tiap hari, orang-orang menyaksikan kematian orang lain di sekitarnya tetapi tidak memikirkan tentang hari ketika orang lain menyaksikan kematian dirinya. Ia tidak mengira bahwa kematian itu sedang menunggunya!
Ketika kematian dialami oleh seorang manusia, semua "kenyataan" dalam hidup tiba-tiba lenyap. Tidak ada lagi kenangan akan "hari-hari indah" di dunia ini. Renungkanlah segala sesuatu yang anda dapat lakukan saat ini: anda dapat mengedipkan mata anda, menggerakkan badan anda, berbicara, tertawa; semua ini merupakan fungsi tubuh anda. Sekarang renungkan bagaimana keadaan dan bentuk tubuh anda setelah anda mati nanti.
Dimulai saat anda menghembuskan napas untuk yang terakhir kalinya, anda tidak ada apa-apanya lagi selain "seonggok daging". Tubuh anda yang diam dan terbujur kaku, akan dibawa ke kamar mayat. Di sana, ia akan dimandikan untuk yang terakhir kalinya. Dengan dibungkus kain kafan, jenazah anda akan di bawa ke kuburan dalam sebuah peti mati. Sesudah jenazah anda dimasukkan ke dalam liang lahat, maka tanah akan menutupi anda. Ini adalah kesudahan cerita anda. Mulai saat ini, anda hanyalah seseorang yang namanya terukir pada batu nisan di kuburan.
Selama bulan-bulan atau tahun-tahun pertama, kuburan anda sering dikunjungi. Seiring dengan berlalunya waktu, hanya sedikit orang yang datang. Beberapa tahun kemudian, tidak seorang pun yang datang mengunjungi.
Sementara itu, keluarga dekat anda akan mengalami kehidupan yang berbeda yang disebabkan oleh kematian anda. Di rumah, ruang dan tempat tidur anda akan kosong. Setelah pemakaman, sebagian barang-barang milik anda akan disimpan di rumah: baju, sepatu, dan lain-lain yang dulu menjadi milik anda akan diberikan kepada mereka yang memerlukannya. Berkas-berkas anda di kantor akan dibuang atau diarsipkan. Selama tahun-tahun pertama, beberapa orang masih berkabung akan kepergian anda. Namun, waktu akan mempengaruhi ingatan-ingatan mereka terhadap masa lalu. Empat atau lima dasawarsa kemudian, hanya sedikit orang saja yang masih mengenang anda. Tak lama lagi, generasi baru muncul dan tidak seorang pun dari generasi anda yang masih hidup di muka bumi ini. Apakah anda diingat orang atau tidak, hal tersebut tidak ada gunanya bagi anda.
Sementara semua hal ini terjadi di dunia, jenazah yang ditimbun tanah akan mengalami proses pembusukan yang cepat. Segera setelah anda dimakamkan, maka bakteri-bakteri dan serangga-serangga berkembang biak pada mayat tersebut; hal tersebut terjadi dikarenakan ketiadaan oksigen. Gas yang dilepaskan oleh jasad renik ini mengakibatkan tubuh jenazah menggembung, mulai dari daerah perut, yang mengubah bentuk dan rupanya. Buih-buih darah akan meletup dari mulut dan hidung dikarenakan tekanan gas yang terjadi di sekitar diafragma. Selagi proses ini berlangsung, rambut, kuku, tapak kaki, dan tangan akan terlepas. Seiring dengan terjadinya perubahan di luar tubuh, organ tubuh bagian dalam seperti paru-paru, jantung dan hati juga membusuk. Sementara itu, pemandangan yang paling mengerikan terjadi di sekitar perut, ketika kulit tidak dapat lagi menahan tekanan gas dan tiba-tiba pecah, menyebarkan bau menjijikkan yang tak tertahankan. Mulai dari tengkorak, otot-otot akan terlepas dari tempatnya. Kulit dan jaringan lembut lainnya akan tercerai berai. Otak juga akan membusuk dan tampak seperti tanah liat. Semua proses ini berlangsung sehingga seluruh tubuh menjadi kerangka.
Tidak ada kesempatan untuk kembali kepada kehidupan yang sebelumnya. Berkumpul bersama keluarga di meja makan, bersosialisasi atau memiliki pekerjaan yang terhormat; semuanya tidak akan mungkin terjadi.
Singkatnya, "onggokkan daging dan tulang" yang tadinya dapat dikenali; mengalami akhir yang menjijikkan. Di lain pihak, anda � atau lebih tepatnya, jiwa anda � akan meninggalkan tubuh ini segera setelah nafas anda berakhir. Sedangkan sisa dari anda � tubuh anda � akan menjadi bagian dari tanah.
Ya, tetapi apa alasan semua hal ini terjadi?
Seandainya Allah ingin, tubuh ini dapat saja tidak membusuk seperti kejadian di atas. Tetapi hal ini justru menyimpan suatu pesan tersembunyi yang sangat penting
Akhir kehidupan yang sangat dahsyat yang menunggu manusia; seharusnya menyadarkan dirinya bahwa ia bukanlah hanya tubuh semata, melainkan jiwa yang "dibungkus" dalam tubuh. Dengan lain perkataan, manusia harus menyadari bahwa ia memiliki suatu eksistensi di luar tubuhnya. Selain itu, manusia harus paham akan kematian tubuhnya - yang ia coba untuk miliki seakan-akan ia akan hidup selamanya di dunia yang sementara ini -. Tubuh yang dianggapnya sangat penting ini, akan membusuk serta menjadi makanan cacing suatu hari nanti dan berakhir menjadi kerangka. Mungkin saja hal tersebut segera terjadi.
Walaupun setelah melihat kenyataan-kenyataan ini, ternyata mental manusia cenderung untuk tidak peduli terhadap hal-hal yang tidak disukai atau diingininya. Bahkan ia cenderung untuk menafikan eksistensi sesuatu yang ia hindari pertemuannya. Kecenderungan seperti ini tampak terlihat jelas sekali ketika membicarakan kematian. Hanya pemakaman atau kematian tiba-tiba keluarga dekat sajalah yang dapat mengingatkannya [akan kematian]. Kebanyakan orang melihat kematian itu jauh dari diri mereka. Asumsi yang menyatakan bahwa mereka yang mati pada saat sedang tidur atau karena kecelakaan merupakan orang lain; dan apa yang mereka [yang mati] alami tidak akan menimpa diri mereka! Semua orang berpikiran, belum saatnya mati dan mereka selalu berpikir selalu masih ada hari esok untuk hidup.
Bahkan mungkin saja, orang yang meninggal dalam perjalanannya ke sekolah atau terburu-buru untuk menghadiri rapat di kantornya juga berpikiran serupa. Tidak pernah terpikirkan oleh mereka bahwa koran esok hari akan memberitakan kematian mereka. Sangat mungkin, selagi anda membaca artikel ini, anda berharap untuk tidak meninggal setelah anda menyelesaikan membacanya atau bahkan menghibur kemungkinan tersebut terjadi. Mungkin anda merasa bahwa saat ini belum waktunya mati karena masih banyak hal-hal yang harus diselesaikan. Namun demikian, hal ini hanyalah alasan untuk menghindari kematian dan usaha-usaha seperti ini hanyalah hal yang sia-sia untuk menghindarinya:
Katakanlah: "Lari itu sekali-kali tidaklah berguna bagimu, jika kamu melarikan diri dari kematian atau pembunuhan, dan jika (kamu terhindar dari kematian) kamu tidak juga akan mengecap kesenangan kecuali sebentar saja." (QS. 33:16)
Manusia yang diciptakan seorang diri haruslah waspada bahwa ia juga akan mati seorang diri. Namun selama hidupnya, ia hampir selalu hidup untuk memenuhi segala keinginannya. Tujuan utamanya dalam hidup adalah untuk memenuhi hawa nafsunya. Namun, tidak seorang pun dapat membawa harta bendanya ke dalam kuburan. Jenazah dikuburkan hanya dengan dibungkus kain kafan yang dibuat dari bahan yang murah. Tubuh datang ke dunia ini seorang diri dan pergi darinya pun dengan cara yang sama. Modal yang dapat di bawa seseorang ketika mati hanyalah amal-amalnya saja.