sumber:http://batampos.co.id/utama/utama/bensin_harusnya_rp5_ribu/
Pansus BBM Segera Beri Rekomendasi
Sejumlah kalangan mendesak pemerintah segera menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM). Selain efektif mendongkrak perekonomian yang lesu darah akibat dampak krisis finansial global, penurunan harga BBM bisa menguatkan daya beli masyarakat.
Pengamat perminyakan Kurtubi mengatakan, dengan harga minyak mentah USD 64 per barel saat ini, tak ada alasan bagi pemerintah untuk tidak mengoreksi harga BBM. ’’Pemerintah kini bukan lagi menyubsidi, tapi malah sudah untung,’’ ujar Kurtubi di Jakarta kemarin (25/10). Menurut dia, harga BBM di SPBU kini sudah melampaui biaya produksinya.
Dia menghitung, harga keekonomian untuk premium adalah Rp5.000. Karena itu, harga bensin harus diturunkan Rp 1.000 per liter. Ketika pemerintah menaikkan harga BBM rata-rata 28 persen akhir Mei lalu, patokan harga minyak mentah Indonesia (ICP) adalah USD 95 per barel. Harga premium saat ini Rp 6 ribu per liter, solar Rp5.500, dan minyak tanah Rp2.500. ’’Inilah saatnya menurunkan harga BBM,’’ katanya.
Apakah harga minyak tidak berpeluang rebound? ’’Cukup sulit,’’ tegasnya. Kata dia, selama krisis finansial global belum reda dan dolar AS terus menguat terhadap euro, susah bagi emas hitam itu untuk kembali menanjak. Selain itu, jika OPEC tidak mengurangi produksi secara signifikan, dia yakin harga tidak akan naik tajam. ’’Pemangkasan produksi yang hanya 1,5 juta barel per hari tidak signifikan,’’ jelasnya.
Menurut Kurtubi, dengan menurunkan harga BBM, gerak ekonomi riil akan lebih dinamis.
’’Tukang ojek, sopir mikrolet, dan rakyat kebanyakan akan naik daya belinya,’’ tuturnya.
Ketua Pansus Hak Angket BBM Zulkifli Hasan mengakui, saat ini adalah momen yang pas bagi pemerintah untuk menurunkan harga BBM. Dulu, kata dia, pemerintah menggunakan argumentasi kenaikan harga minyak mentah di pasar internasional sebagai legitimasi mengerek harga BBM.
Karena itu, tambahnya, pansus segera menyampaikan sikap resmi. Menurut dia, desakan agar pemerintah mau menurunkan harga BBM belum menjadi keputusan resmi pansus. ’’Tapi, mayoritas anggota sepakat menyampaikan sikap ini,’’ tutur legislator PAN itu.
Pada penutupan perdagangan di Bursa Berjangka New York (NYMEX) Jumat (24/10), harga minyak mentah jenis light pengiriman Desember bertengger di USD 64,15 per barel. Sedangkan harga minyak jenis brent di London nangkring di USD 62,05 per barel.
Mantan Gubernur OPEC untuk Indonesia Maizar Rahman menilai, harga minyak mentah secara rasional memang berada di level USD 60-USD 65 per barel. Apa yang terjadi sejak pertengahan 2007 hingga Juni lalu saat minyak menembus USD 147 per barel hanya karena kepanikan pasar. ’’Mereka khawatir melihat krisis subprime di AS.’’
Dia mencontohkan apa yang terjadi pada 2005-2006. Kala itu tidak ada kepanikan pasar. Faktor demand-supply pun normal. ’’Saat itu harga minyak USD 60-USD 65 per barel. Itu memang harga yang wajar,’’ tuturnya.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Muda Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi mengemukakan, pemerintah harus menyesuaikan harga BBM, baik bersubsidi maupun industri.
Harga BBM bersubsidi diturunkan untuk menggairahkan perekonomian domestik dengan mendongkrak daya beli. Sedangkan penurunan harga BBM industri semakin meringankan pengusaha dalam menjalankan roda bisnis di tengah lesunya pasar global akibat badai finansial di AS.
Dia mengakui, harga BBM industri memang sudah menurun. Tapi, melihat tajamnya koreksi harga emas hitam, penurunan harga BBM industri harus dipercepat. ’’Paling nggak revisi harganya jangan terlalu lama,’’ ujarnya. Saat ini PT Pertamina (Persero) merevisi harga BBM industri per dua pekan. Harga premium, minyak tanah, dan solar untuk industri yang berlaku sejak 15 Oktober masing-masing Rp6.222, Rp7.629, dan Rp7.417.
Sofjan mengatakan, pengusaha sebenarnya tidak meminta insentif pajak yang bermacam-macam. Sebab, mereka juga menyadari bahwa pemerintah membutuhkan penerimaan dari pajak. ’’Kita cukup minta yang konkret saja. Asalkan daya beli masyarakat kembali naik, kita juga terus berproduksi. Kan yang untung pemerintah sendiri kalau pertumbuhan ekonomi terus membaik,’’ sebutnya.
Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Erwin Aksa menambahkan, harga BBM industri semestinya diturunkan. ’’Penurunannya harus cepat. Jangan kita harus menunggu dulu,’’ ujar CEO Bosowa Corporation itu. Menurut dia, hal itu menjadi jalan untuk terus memperkuat sektor riil. ***
0 komentar:
Post a Comment